Sejauh ini jenis
makanan organik lebih banyak berupa sayur-mayur dan tanaman organik.
Mulai beras organik, cabe organik, hingga kangkung organik. Belakangan,
tren organik meluas hingga ke bahan makanan yang berasal dari hewan
ternak. Salah satunya ayam.
Ya, unggas yang satu ini memang sangat
populer. Terutama setelah restoran cepat saji asing berbondong-bondong
masuk ke negeri ini. Walhasil, permintaan ayam, khususnya jenis ayam
pedaging, terus meningkat. Selain harganya lebih murah ketimbang ayam
kampung, broiler menawarkan daging yang lebih besar dan lebih lembek.
Namun, Christopher Emille Jayanata,
seorang pebisnis ayam, menemukan kandungan lemak dan antibiotik pada
ayam broiler bisa mengubah susunan hormonal manusia. Kandungan tidak
sehat tersebut mendorong Christopher meneliti dan menggagas ayam yang
sehat untuk dikonsumsi.
Bersama beberapa ahli yang paham
benar tentang ayam, pada 2001 ia mulai mengembangkan ayam probiotik. Ini
adalah ayam broiler yang dipelihara secara sehat, bebas antibiotik dan
bebas bahan kimia berbahaya lain. Christopher pun mendirikan PT Pronic
sebagai bendera perusahaannya.
Menurut Christopher, ada cara mudah
membedakan jenis ayam probio atau bukan. “Lihat di bagian bawah kulit
ayam broiler yang dekat anus, biasanya ada lapisan lemak berwarna
kuning. Itu tidak akan ditemukan pada ayam probiotik,” kata Christopher.
Isi perut ayam priobio juga
benar-benar sehat. Kandungan lemaknya sebesar 9,15%, lebih rendah dari
kandungan lemak ayam biasa yang antara 21%-25%. Kalau lemak sudah
berkurang, otomatis takaran kolesterol juga lebih rendah.
Bila ayam biasa
mengandung kolesterol sekitar 80-100 miligram per 100 gram, kandungan
kolesterol ayam probio hanya setengahnya atau sekitar 59,7 miligram per
100 gram. Yang asyik, kandungan proteinnya justru lebih tinggi, yakni
19%.
Bandingkan dengan kandungan protein
ayam biasa yang hanya 17%. Soal rasa, jangan ragu, Rasa ayam probio,
kata Christopher, lebih enak ketimbang ayam biasa.
Walau masih kecil, permintaan meningkat
Untuk mendapatkan ayam yang sehat itu,
pemeliharaan ayam kudu sesuai pola yang sehat pula. Kandang
ayam mendapat lubang pertukaran udara yang cukup sehingga tak butuh
penggunaan desinfektan atau antihama.
Air yang digunakan juga
disaring terlebih dahulu, supaya ayam tidak terkontaminasi kandungan
logam di air. “Pelanggan setia kami adalah anak-anak penderita autis
karena mereka tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung bahan
kimia,” kata Christopher.
Selain anak-anak autis, ternyata
permintaan masyarakat terhadap ayam probio terus mengalami peningkatan.
Saat dipasarkan pertama kali pada April 2004, permintaannya sekitar 170
ekor per bulan. Perlahan angka penjualannya naik menjadi sekitar 600
ekor per bulan.
Dibandingkan dengan penjualan ayam
biasa, memang angkanya masih relatif kecil. Rendahnya angka penjualan
bukan karena kurangnya minat masyarakat, tapi karena memang ayam
tersebut tidak ditemukan di sembarang tempat. Harga ayam probio antara
Rp 32.000 hingga Rp 34.000 per ekor.
Sedikit lebih mahal, tapi kandungannya yang sehat membedakan dengan ayam sejenis yang harganya lebih murah.
Wajib mengembangkan pasar sendiri
Kalau Anda ingin beternak ayam probio,
tapi awam soal seluk-beluk unggas, jangan khawatir. Christopher
menawarkan kemitraan menjadi distributor ternak ayam probiotik.
Syaratnya gampang. Sediakan modal awal
sebesar Rp 8,8 juta. Dengan duit sebesar itu, Anda akan mendapatkan
seperangkat freezer berukuran 150 liter, beserta 10 ekor ayam utuh dan
60 ayam olahan, seperti nugget.
Kalau ternyata jumlah itu kurang,
mitra bisa membeli kembali ayam probio ke Christopher seharga Rp
32.000-Rp 34.000 dan ayam olahan sekitar Rp 20.000 sebungkus.
Kalau usaha udah maju dan permintaan
bertambah besar, Anda bisa mengambil pola kemitraan yang lebih besar
dengan modal awal Rp 13,8 juta. Dengan gepokan duit yang lebih gempal
itu Anda akan mendapat freezer yang lebih besar, yakni ukuran 300 liter
dan isinya dua kali lipat lebih banyak.
Sampai sekarang Christopher baru
memiliki lima mitra distributor. “Kami masih ingin mengembangkan layanan
antar dulu supaya produknya semakin dikenal. Sampai sekarang hanya kami
yang menawarkan ayam probiotik, jadi belum ada pesaing,” klaim
Christopher.
Sebagai distributor, Christo-pher
mewajibkan mitranya mencari pasar sendiri. Sebaiknya mitra juga menyasar
pasar yang potensial atau menciptakan pasar sendiri. Seperti Ning
Hermanto. Pemilik klinik herbal ini telah membuktikan khasiat ayam
probio kepada sejumlah pasiennya yang mengidap penyakit kanker.
Sejak tiga bulan lalu ia menjadi mitra, lalu menggunakan ayam probio sebagai salah satu makanan kesehatan bagi para pasiennya.
Dalam sebulan, sedikitnya ia bisa
menjual 20 ekor ayam. “Dari ayam saja saya bisa mengantongi omzet
minimal Rp 1,5 juta,” kata Ning. Christopher menjamin bisnis ini bisa
menghasilkan keuntungan bersih antara 25%-30 % per bulan. Tapi, jangan
lupa, menjadi distributor ada risikonya, yakni tidak laku.
Anda tertarik? (Kontan, 25 April 2009)
0 σχόλια:
Posting Komentar