MENGAJAK anak-anak beribadah memang susah-susah gampang. Acapkali orangtua harus memberikan iming-iming hadiah atau uang saku tambahan agar sang anak mau belajar menjalankan perintah Sang Pencipta. Tri Yulia Rahmawati merasak…
MENGAJAK anak-anak beribadah memang susah-susah gampang. Acapkali
orangtua harus memberikan iming-iming hadiah atau uang saku tambahan
agar sang anak mau belajar menjalankan perintah Sang Pencipta.
Tri Yulia Rahmawati merasakan benar bagaimana sulitnya mendorong
anaknya agar mengerjakan salat. Setelah berbagai bujukan kepada putri
kesayangannya mental, dia pun memutar otak.
Sampai akhirnya alumni Universitas dr Sutomo Surabaya ini menemukan
jalan keluar, yakni menciptakan sajadah yang unik dan menarik bagi
anak-anak. “Tujuannya agar mereka lebih giat kalau diajak salat,” ujar
dia.
Awal Januari lalu dia membikin sajadah dengan motif gambar-gambar
kartun atau karakter sosok lain lain yang sesuai dengan dunia anak-anak.
Dukungan warna tentunya mutlak. Maka, warna-warna ngejreng seperti
pink, biru muda, hijau pupus, kuning menyala, merah terang, dan
warna-warna menyala lainnya sangat mendominasi sajadah.
Jelas, terobosan itu sangat berbeda dengan gaya sajadah konvensional.
Selama ini kebanyakan sajadah hanya berwarna cokelat, abu-abu, biru
tua, hijau, hitam, dan warna-warna teduh lain. Adapun motifnya juga
itu-itu saja: siluet, masjid, Ka’bah, atau kaligrafi ayat suci.
Memang, sih, alas bersujud buat si kecil masih menampilkan
gambar-gambar seperti sajadah pada umumnya. Tapi dalam sajadah itu
ditambahkan dengan gambar tokoh Spongebob, ikan nemo, atau gambar tokoh
kartun lain. “Waktu pertama kali bikin, satu sajadah menghabiskan Rp
80.000. Lalu ada teman yang tertarik untuk membeli,” kenang Tri.
Melihat minat teman-temannya terhadap sajadah bikinan Tri, ibu dari
satu putri ini lantas merancang desain-desain lainnya. Waktu itu ia
berhasil membuat sembilan desain yang semuanya sangat akrab dengan dunia
anak-anak. Tak disangka, sembilan desain itulah yang menjadi pijakan
awal Tri menggarap bisnis sajadah anak.
Jika dihitung-hitung, modal awal mengawali usaha rumahan ini ternyata
relatif sedikit. Tri bercerita, modal awal usahanya hanya menguras duit
sekitar Rp 3 jutaan. “Itu sudah memperhitungkan nilai dua mesin jahit,
satu mesin bordir, dan bahan produksi,” ujar dia.
Agar bisa bersaing dengan sajadah lain, Tri tak hanya menampilkan
keunikan desain. Ia juga juga menciptakan sajadah yang empuk bin lembut
bagi anak-anak. Maklum, anak-anak tidak tahan lama-lama bersujud.
Makanya, dia membuat ruang pada sajadah dan mengisinya dengan dakron
yang dibungkus spons lembut, lalu melapisinya lagi dengan kain katun.
Mengusung merek Athaya yang dicomot dari nama putrinya, kini Tri bisa
memproduksi rata-rata 15 potong sajadah setiap hari. Athaya telah
memiliki 26 desain sajadah yang semuanya penuh warna. Untuk
memasarkannya, Tri memanfaatkan dunia internet. Ia bisa mendapatkan
pelanggan dari seluruh Indonesia.
Melalui website, ia memajang aneka macam sajadah bikinannya dan
berhasil menggaet 19 mitra penjual. Mereka tersebar mulai dari Jakarta,
Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Sumatra, Makassar, hingga ke Balikpapan.
Dengan minimal pemesanan sebanyak 12 biji, harganya Rp 100.000 per
helai. ” Harga grosir saya patok segitu, sedangkan untuk ke konsumen
maksimal Rp 150.000 per buah,” papar perempuan yang tengah hamil anak
kedua itu.
Boleh jadi karena jenis produk yang dia hasilkan masih tergolong
baru, peminat sajadah bikinan Tri membeludak. Bahkan, tak jarang ia
menolak beberapa pesanan karena tak sanggup memenuhi. Tak aneh dalam
sebulan saja ia bisa mengantongi omzet Rp 50 juta. Dari situ ia mengaku
bisa mengeruk laba minimal 40%.
Kini Tri mempekerjakan enam orang karyawan yang semuanya cewek.
?Pekerjaan ini butuh ketelatenan dan ketelitian, makanya saya memilih
karyawan wanita,? ujar Tri.
Memang, banyak produk sajadah anak yang beredar di pasaran saat ini.
Namun, Tri melihat ceruk pasarnya masih terbuka. “Masih baik prospeknya
bagi pemain baru yang ingin masuk,” ujar dia. Syaratnya, tak bosan
berkreasi untuk menghasilkan desain-desain yang segar dan menarik bagi
anak-anak.
Sebenarnya Tri memang tak sendiri. Sejak April lalu, Angelique
Octaviana Aveling juga menelurkan usaha serupa. Ia memakai merek dagang
Lolipop Kidsware. Ia sudah menghasilkan 40 desain, kebanyakan juga
bergambar karakter kartun.
Pada hari-hari biasa order yang mampir ke Lolipop tidak sampai 100
sebulan. “Tapi kalau memasuki bulan Ramadan, dalam sebulan sajadah
rancangan saya bisa habis terjual hingga 300 buah,” ujar Angelique
bersemangat.
Terbukti, kan, taat beribadah juga mendatangkan rezeki? (Kontan.co.id, 10 Mei 2009)
Tidak ada komentar